Ada banyak sekali jenis cacing di dunia ini yang tinggal di berbagai macam habitat. Secara garis besar kita dapat mengelompokkan menjadi dua golongan yaitu Cacing Tanah dan Cacing Air.
Berikut yang termasuk golongan Cacing Tanah :
- Cacing merah/Lumbricus Rubellus
- Cacing liar/Cacing Biru/Perionyx Excavatus
- Eisenia Foetida/Cacing Tiger
- African Night Crawler
- Cacing Fosfor, dan masih banyak lagi
namun kelima cacing tersebut adalah jenis cacing tanah yang paling banyak di budidayakan.
- Tubifex sp/Cacing Sutra
- Polychaeta/Cacing Laut,
- Taenia/Cacing Pita, dan masih banyak lagi cacing air yang umumnya bersifat parasit
dari sekiat banyak jenis cacing air hanya cacing sutra yang punya potensi prospek bisnis.
Cacing
tanah jenis Lumbricus mempunyai
bentuk tubuh pipih.
Jumlah segmen yang
dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang
terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang
lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa
menyamai atau melebihi jenis lain.
Lumbricus Rubellus |
Cacing
tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan
mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu
mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di
lingkungan mereka. Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun
menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan
humoral dan selular mekanisme. Selain itu telah ditemukan bahwa
cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas
biologis sebagai berikut:cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik,
hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.
Cairan
dari selom foetida
Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas
hydrophiladan Bacillus megaterium yang
dikenal sebagai patogen cacing
tanah. Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins,
dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini
disebabkan karena fetidins. Lumbricus
rubellus juga memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1
dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai
aktivitas seperti lisozim dengan
aktivitas hemolitik serta
pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah
diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah. Lysenin protein yang berbeda
dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang
diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah
memiliki mekanisme antimikroba yang
berbeda dengan mekanisme antibiotik. Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa
merusak jaringan tubuh. Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua
cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan
nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik
yang dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri. Sedangkan,
mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah
dengan membuat pori di dinding sel bakteri. Hal ini menyebakan sitoplasma sel
bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas
dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian. Dengan cara ini, bakteri
menjadi lebih susah untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur
sel milik bakteri itu sendiri.
Informasi ini saya kutip dari wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar